Merawat Tabah

Gambar diambil dari sini

Ada Ibu yang memenjara dini hari beku

dengan nyala api pada kompor minyak tanah

dan sumbunya yang terengah-engah, retas

dengan hangat wajan yang sahaja

dan noda hitam serta keraknya yang menggertak

tapi ibu tidak gentar.

 

Ada Ibu yang menanak kasih sayang

didampingi bilik bambu yang mengaduh

karena angin demikian gaduh

ditemani tiang kayu yang mengeluh

karena dingin membuatnya melepuh

tapi mulut ibu tak pernah bersuara, “Aduh!”

 

api boleh padam

wajan boleh retak

bilik boleh rusak

kayu boleh patah

 

tapi ibu tetap tegak.

 

 

Yogyakarta, November 2015

Icha Planifolia

 

Poetry Brings Stories*

Barangkali bagimu puisi hanya

segerombol kata-kata untuk merayu pujaan hati

atau simbol-simbol yang bahkan

tak sempat sang penyair pahami

 

Barangkali bagimu malam hanya

tentang waktu setelah jingga senja menghilang

atau waktu ketika gereja kecil pulang ke sarang

setelah demikian lelah terbang

 

Diantara gigil kesepian

puisi dan malam adalah kawan

diantara keresahan yang mengakar

puisi dan malam dalah bahan bakar

kau tidak pernah mengerti

betapa puisi menyelamatkan

betapa malam menghangatkan

kau telah terlalu sibuk

dan puisi telah lebih dulu berlayar

ia berdenyar

dan malam menghingar

 

Ia adalah hulu dan muara

tempat kami bersitatap dengan makna

dengan rasa

dengan

cinta.

 

 

*) Didedikasikan untuk 2nd Anniversary Malam Puisi Bandung

Beseang

: L.A.A.

Gambar diambil dari sini

aku memanen bau pagi di punggungmu

aroma yang akan kuingat, tanpa kenal waktu

karena padanya…

ada lelapmu, ada lelapku

ada pelukmu, ada pelukku

ada kecupmu, ada kecupku

 

kini hari sudah terang

dan aku sibuk bertanya, “Kapan pagi datang?”

tak ada bau pagi yang kukenal

tak ada punggungmu yang lautan

tempat aku melarung segenap kepercayaan

tempat aku mengukuhkan keberanian

 

Yogyakarta, 2015

Icha Planifolia

Kaki

Jpeg

Bersama Ella, RS Kanker Dharmais, 7 Oktober 2014

 

: Ella*

mulanya malam panjang adalah penanda

harapan baru akan datang. Aku ragu

apakah kau masih ingat tentang apa itu harapan.

Karena melulu nyeri yang sama menyambangi kau punya tulang,

setiap malam.

 

sepeda roda dua, matahari pagi, dan jalan setapak,

mulanya juga adalah tawa-tawa berderai.

Walau kini aku pun mulai ragu

apa kau masih ingat apa itu pelangi,

yang katanya penanda turun bidadari mandi.

Continue reading

[Published] Puisi-Puisi Icha Planifolia*

Prolog untuk Nay

 

ini malam, Nay, akan kuceritakan padamu

apa pasal lelaki itu menjadi isi kepalaku melulu.

Hanya malam ini, jadi kau harus dengarkan!

 

di bulan November yang basah,

malam hadir dengan gelisah,

mungkin karena sudah lama aku tak punya alasan

mengeluarkan desah,

atau karena dia bernapsu kian parah.

 

ciuman sembunyi-sembunyi jadi terasa terlalu pagi,

Continue reading