Choco irish kembali kupilih sore ini. Aku tidak minum single origin coffee seperti biasanya, karena hari ini aku sangat lelah. Aku sendiri tak cukup yakin bahwa cokelat ampuh untuk memerbaiki mood, sebenarnya. Anggap saja ini iseng-iseng berhadiah. Sesekali kita perlu melakukan hal yang tak benar-benar kita yakini justru untuk mengetahui kebenarannya.
Di salah satu sudut Awor Gallery & Coffee aku duduk. Sendirian. Kafe ini sedang tak begitu ramai. Padahal ini malam minggu. Mungkin justru karena ini malam minggu, barangkali orang-orang sibuk berkencan; di kos-kosan, bioskop, mall, atau di tepi jembatan. Entahlah.
Dari tempatku duduk, aku leluasa mengedarkan pandang karena mejaku terletak di sudut yang memungkinkan aku melihat ke seluruh penjuru kafe. Tak terkecuali pintu masuk. Aku memandang pintu yang terkuak dan kedatanganmu, dengan datar. Aku bertaruh, kau akan mengambil tempat di hadapanku. Seperti biasanya, seperti yang sudah-sudah.
Kau membalas tatapan datarku dengan senyum. Lalu berdiri cukup lama di hadapanku. Baik aku maupun kau tidak kunjung berkata-kata hingga detik menggenap menit. Kau tersenyum sekali lagi, meninggalkan secarik kertas di mejaku, lalu Continue reading