Kopi. Pelengkap percakapan, menyuguhkan perbincangan. Kopi itu selera. Saya masih terus belajar.
Renggo Darsono
Lelaki berkemeja flanel itu tampak tengah mengamati pemasangan instalasi listrik ketika saya tiba di Dongeng Kopi Jogja (11/04). Ia adalah Renggo Darsono, satu dari tiga orang pemilik DKJ (singakatan untuk Dongeng Kopi Jogja) yang berdiri sejak Agustus 2014 lalu. Begitu menyadari kehadiran saya, ia segera menyilakan saya duduk. Kami segera terlibat perbincangan setelahnya, sembari menunggu kopi Linthong yang diseduh dengan teknik pourover pesanan saya datang…
Saya tidak ingat persis bagaimana mulanya hingga saya meminta waktu Renggo -begitu saya menyapanya- untuk berbincang sore itu. Tapi, saya ingat bahwa kami pernah berfoto bertiga dengan Joko Pinurbo pada peluncuran buku “Pohon Duka Tumbuh Di Matamu” karya Khrisna Pabhicara. Saya juga ingat bahwa saya jatuh cinta pada Dongeng Kopi Jogja sejak kunjungan pertama. Lalu ide untuk berbincang dengan pemiliknya muncul begitu saja. Ada dorongan yang kuat untuk menuliskan kisahnya. Bukan karena ia “wah” di mata dunia, tapi karena mata saya menangkap sesuatu yang tak biasa, sangat subjektif memang. Nyatanya memang banyak sekali yang dapat saya pelajari darinya. Terlepas dari segala pelajaran itu, satu hal yang sangat patut saya syukuri adalah kami berkawan hingga kini.
Bertemu Renggo hari ini mungkin kamu hanya akan mengetahui bahwa ia adalah salah satu pemilik Dongeng Kopi Jogja (review tentang kedai kopi ini dapat dilihat di sini). Siapa nyana, Renggo bahkan sudah Continue reading